Konflik Syiah dan Suni
makin mengemuka dalam beberapa tahun terakhir di kawasan Timur Tengah, setelah
meletusnya perang saudara di Suriah dan Yaman, kehadiran kelompok Islamic State
di Suriah dan Irak, dan terakhir eksekusi seorang ulama Syiah oleh Arab Saudi.
Puncak dari konflik
ini adalah keputusan Saudi, yang mayoritas Suni, untuk memutus hubungan
diplomatik dengan negara Syiah, Iran.
Iran, satu-satunya
negara non-Arab di kawasan Teluk, memang acap kali dianggap sebagai musuh
bersama sehingga pada 1980an ketika terjadi perang panjang Iran-Irak, banyak
negara Arab yang mendukung Irak.
Namun sebetulnya
komunitas Syiah tersebar di banyak negara, termasuk Irak, Lebanon, dan Arab
Saudi sendiri. Dan sesungguhnya, perbedaan Syiah-Suni tersebut jika ditelusuri
sudah mengemuka di abad ke-7.
Apa penyebab
perpecahan?
Dua aliran tersebut muncul setelah Nabi Muhammad wafat pada 632 Masehi. Beliau wafat tanpa sempat menunjuk seorang pengganti untuk memimpin umat Muslim, dan muncul perdebatan siapa yang pantas menjadi pemimpin agama yang ketika itu masih baru dan berkembang pesat.
Dua aliran tersebut muncul setelah Nabi Muhammad wafat pada 632 Masehi. Beliau wafat tanpa sempat menunjuk seorang pengganti untuk memimpin umat Muslim, dan muncul perdebatan siapa yang pantas menjadi pemimpin agama yang ketika itu masih baru dan berkembang pesat.
Sebagian meyakini
bahwa pemimpin yang baru harus dipilih lewat konsensus; yang lain mengatakan
hanya keturunan Nabi yang pantas menjadi khalifah. Maka ditunjuklah sahabat
Nabi yang paling dipercaya, Abu Bakar, walaupun sebagian beranggapan tongkat
estafet seharusnya diserahkan kepada Ali, keponakan sekaligus menantu Nabi.
Ali pada akhirnya
memang menjadi khalifah setelah dua pengganti Abu Bakar meninggal karena
dibunuh.
Setelah Ali juga
dibunuh musuh-musuhnya, dengan sebuah pedang beracun di sebuah masjid di Kufa
yang sekarang menjadi Irak, dua putranya Hasan dan Hussein menjadi khalifah.
Namun Hussein dan banyak kerabatnya kemudian dibunuh di Karbala, Irak, pada
680. Wafatnya Hussein sebagai syuhada menjadi penguat bagi mereka yang meyakini
bahwa Ali adalah khalifah penerus langsung Nabi. Para pengikut ini kemudiah
dikenal sebagai kelompok Syiah, kependekan dari frase "Syiah Ali",
atau para pengikut Ali.
Kata Suni berasal dari
frase "Ahl al-Sunna", orang-orang yang mengikuti sunah Rasul.
Kelompok Suni menganggap tiga kalifah pertama sebelum Ali sebagai penerus dan
penyampai Sunah Rasul yang sesungguhnya. Para penguasa Suni juga mampu
memperluas kekhalifahan hingga ke Afrika Utara dan Eropa. Kekhalifahan terakhir
terhenti seiring runtuhnya Kerajaan ottoman para Perang Dunia I.
Apa perbedaan dua
aliran itu?
Aliran Suni dan Syiah masing-masing memiliki spektrum yang sangat luas tentang doktrin, opini, dan ajaran. Dalam banyak aspek tentang Islam, mereka sependapat, yaitu hanya ada satu Allah, Muhammad adalah nabi terakhir dan Alquran adalah kitab suci terakhir.
Aliran Suni dan Syiah masing-masing memiliki spektrum yang sangat luas tentang doktrin, opini, dan ajaran. Dalam banyak aspek tentang Islam, mereka sependapat, yaitu hanya ada satu Allah, Muhammad adalah nabi terakhir dan Alquran adalah kitab suci terakhir.
Namun ada banyak hal
yang membuat kedua pihak berbeda pendapat. Syiah menganggap Ali dan para
pemimpin sesudahnya sebagai Imam. Sebagian besar menganggap ada 12 Imam, yang
terakhir adalah seorang bocah laki-laki yang diyakini menghilang setelah
ayahnya dibunuh.
Di era modern,
perbedaan dua aliran itu meningkat dalam geopolitik. Sebuah survei menunjukkan
bahwa 40% pengikut Suni tidak menganggap Syiah sebagai Islam.
Siapa yang paling
dominan?
Dari sekitar 1,6 miliar umat Muslim di dunia, sekitar 85% adalah pengikut Suni. Indonesia memiliki populasi Suni terbesar di dunia, Iran dihuni kelompok Syiah terbesar di muka bumi.
Dari sekitar 1,6 miliar umat Muslim di dunia, sekitar 85% adalah pengikut Suni. Indonesia memiliki populasi Suni terbesar di dunia, Iran dihuni kelompok Syiah terbesar di muka bumi.
Kaum Suni tersebar di
dunia Arab, dan juga Turki, Pakistan, India, Bangladesh, dan Malaysia.
Sementara itu selain Iran, mayoritas Syiah juga berada di Iraq dan Bahrain.
Arab Saudi menguasai tempat paling suci Islam di Mekkah dan Medinah. Sedangkan
tempat ziarah Syiah adalah Karbala, Kufa dan Najaf di Irak.
Di Timur Tengah, Saudi
dan Iran kerap muncul sebagai pihak yang berseberangan. Di Yaman, para
pemberontak Syiah atau kelompok Houthi menggulingkan pemerintahan Suni, dan
memicu invasi oleh koalisi pimpinan Saudi.
Di Suriah, yang
mayoritas dihuni kaum Suni, sekte Syiah Alawite yang dianut Presiden Bashar
al-Assad mempertahankan kekuasaan di tengah berlangsungnya perang saudara. Iran
terjun ke medan perang membantu al-Assad, sedangkan Saudi berulangkali
menyerukan agar al-Assad mundur. Dan di Irak, konflik pemerintah yang beraliran
Syiah melawan masyarakat yang beraliran Suni memberi peluang bagi masuknya
Islamic State.
Sumber:BeritaSatu.com
