Kementerian
Luar Negeri Rusia menerbitkan saran bepergian (travel warning) bagi warganya
yang berencana mengunjungi Indonesia. Peringatan Moskow ini didasarkan pada
meningkatnya risiko terorisme di Tanah Air.
Hubungan Indonesia dan Rusia kadang memang naik turun. Dulu pernah jadi sahabat dekat, lalu jauh.
Hubungan Indonesia dan Rusia kadang memang naik turun. Dulu pernah jadi sahabat dekat, lalu jauh.
Ada cerita unik soal Presiden Soekarno,
Rusia dan para pemimpin Kremlin. Banyak sumber yang mengatakan, Soekarno lah
yang menemukan makam perawi hadis terkenal Imam Bukhari.
Ceritanya, sekitar tahun 1961, pemimpin
Uni Soviet Nikita Khrushchev mengundang Soekarno datang ke Moskow. Nikita ingin
memperlihatkan pada Amerika Serikat kalau Indonesia berada di belakang Blok
Timur. Saat itu dunia memang sedang memanas antara persaingan negara Blok
Barat, AS dan sekutunya, melawan Uni Soviet.
Soekarno menghadapi dilema. Dia tidak
ingin menunjukkan kalau Indonesia bisa diatur Soviet. Maka Soekarno membuat
strategi.
"Tuan Khrushchev, saya bersedia
datang ke Moscow. Tapi ada syaratnya, temukan makam Imam Bukhari, perawi hadis
terkenal. Dia dimakamkan di Samarkand, Uzbekistan," ujar Soekarno.
Tentu saja Khrushchev yang komunis
tulen bingung. Siapa Imam Bukhari? Pikirnya. Khrushchev pun meminta Soekarno
mengganti syaratnya, tapi Soekarno menolak.
Maka pemerintah komunis Uni Soviet
mati-matian mencari makam ulama besar Islam ini. Bukan perkara mudah,
Khrushchev pun hampir menyerah. Dia lagi-lagi menawar syarat dari Soekarno.
Tapi Soekarno bersikeras Soviet harus menemukan makam Imam Bukhari.
Akhirnya, mereka berhasil menemukan
lokasi makam Imam Bukhari. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak
terawat untuk ukuran seorang ulama besar. Khrushchev pun dengan gembira
menyampaikan hal itu pada Soekarno. Tak lupa, pihak Soviet merenovasi makam itu
sedikit agar tak berantakan.
Maka akhirnya Soekarno mengunjungi
Moskow. Tak lupa dia berziarah ke tempat Imam yang sangat dikaguminya ini di
Samarkand.
Saat itu pihak Barat pun menilai kunjungan
Soekarno ke Moskow tak cuma untuk urusan politik, melainkan ziarah. Ini juga
menunjukkan Indonesia tak bisa diatur.
Namun sejarawan Asvi Warman Adam
meragukan kebenaran soal Soekarno dan penemuan Makam Imam Bukhari ini. Sebabnya
tidak ada literasi resmi soal peristiwa ini. Soekarno pun tak menceritakan hal
ini dalam biografi dirinya yang ditulis Cindy Adams.
"Kadang memang ada cerita Soekarno
yang dibesar-besarkan. Untuk cerita itu tidak jelas kenapa Soekarno
mengemukakan alasan tersebut pada Uni Soviet," beber Asvi saat dihubungi
merdeka.com.
Versi lain yang berkembang di
Uzbekistan menyebutkan, berkat Soekarno makam Imam Bukhari dipugar
besar-besaran. Dulunya, makam itu tidak terlihat kemegahannya. Tetapi, jelang
ziarah Soekarno, makam dibersihkan dan direnovasi hingga tampak megah.
Imam Bukhari lahir di Bukhara,
Uzbekistan tahun 196 Hijriah atau 810 Masehi. Beliau diberi nama Muhammad oleh
ayahnya yang bernama Ismail bin Ibrahim. Tapi akhirnya lebih dikenal sebagai
Imam Bukhari, dari nama kota Bukhara.
Selama hidupnya, Imam Bukhari
menghimpun sejuta hadis dari Rasulullah SAW. Dia menyaring dan mempelajari
hadis-hadis tersebut untuk menentukan mana hadis yang kuat, atau lemah.
Akhirnya Imam Bukhari menuliskan
sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami'al-Shahil yang dikenal
sebagai Shahih Bukhari.
Sumber :merdeka.com