Surga adalah tempat
yang tidak pernah terbesit dalam hati, terlintas dipikiran, terlihat oleh mata,
dan terdengar telinga. Pendek kata, keindahannya tidak terbayangkan. Didalam
surga, seseorang berada dalam tingkatan-tingkatan sesuai dengan amalnya. Disana
juga ada wanita-wanita yang dikatakan Rasulullah Saw. sebagai Muslimah terbaik
penghuni surga. “Sebaik-baik wanita penduduk surga adalah Khadijah binti
Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah istri
Fir’aun” (HR Ahmad).
Khadijah r.a. adalah
istri pertama Rasulullah Saw. Dia termasuk wanita dalam barisan Assabiqunal
Awwalun, golongan orang pertama yang masuk Islam. Khadijah adalah pengusaha
kaya dimasanya. Dia senantiasa membantu dakwah suaminya dan rela berkorban demi
kelangsungan dan perkembangan al-Islam.
Fatimah Az-Zahra r.a.
adalah putri Rasulullah Saw. yang lahir dalam rahim Khadijah binti Khuwailid.
Seperti ibunya, Fatimah adalah Muslimah yang penyabar, penyayang dan berbakti
kepada ayahnya. Dalam berbagai kesempatan, Fatimah kerap membela ayahnya dari
penganiayaan kalangan kafirin. Rasulullah Saw. pernah menyebut, “Fatimah
merupakan bidadari yang menyerupai manusia.”
Maryam merupakan putri dari imran bin Yasim,
seorang imam dimasjidil Aqsha. Karena lahir dalam keadaan yatim, pengasuhnya
jatuh ditangan pamannya, Zakariyah. Dibawah asuhannya, Maryam tumbuh menjadi gadis
taat dan saleh. Suatu ketika, Allah memberi amanah dalam rahim Maryam, dengan
mengandung seorang anak tanpa didahului oleh proses persetubuhan. Dialah Nabi
isa a.s.
Asiyah binti Muzahim
adalah wanita salehah, sekaligus istri Fir’aun, yang memiliki kesabaran dan
keberaniaan dalam mempertahankan keimanannya. Ketika mengetahui sang istri
mengikuti ajaran Nabi Musa a.a., Fir’aun murka dan menyiksanya dengan kejam.
Namun, dia tetap mempertahankan keimanannya serta memohon kepada Allah agar
dibangunkan rumah disurga (QS Al-Tahrim [66]: 11).
Wanita-wanita terbaik
sebagaimana diterangkan diatas selayaknya menjadi teladan bagi kaum Muslimah
agar dapat mengarungi hidup dengan kekuatan iman, kesabaran, dan keikhlasan.
Jangan sampai kenikmatan dunia melalaikan diri dari tujuan hidup sesungguhnya,
yaitu menjadi hamba Allah .